Senin, 14 April 2008

Hati, potensi berharga yang harus dijaga


Secara umum manusia memiliki 3 potensi penting. Potensipertama adalah potensi fisik, sehingga jika kita mampu mengelola fisikdengan baik, insya Allah kita akan menjadi manusia yang kuat dan produktif.Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat.Almu'minuni qowiyyu, mu'min yang kuat lebih baik dan lebih disukai olehAllah daripada mu'min yang lemah. Dalam catatan sejarah, sampai usia 6 tahun Nabi Muhammad Saw memiliki tubuhyang benar-benar atletis. Beliau memulai peperangan pada usia 53 tahun. Dantentu saja, perang zaman dulu tidak perang seperti zaman sekarang. Ketikaitu Rasulullah Saw memakai baju besi hingga dua lapis dan mengarungi padangpasir sejauh ratusan kilometer. Itu artinya fisik beliau sangat prima.Akan tetapi, ternyata tidak selamanya orang yang berfisik baik itu muliasebagaiaman kemuliaan Rasulullah. Bahkan tidak jarang manusia yang berbadanbagus malah menjadi hina akibat keindahan fisiknya. Wanita bertubuh bagustidak identik dengan wanita yang mulia, malah tidak sedikit wanita berbadanbagus menjadi turun derajatnya karena dia gemar memamerkan tubuhnya. Di sisilain ada juga orang yang gara-gara badannya bagus menjadi stress karenatakut jadi tidak bagus. Setiap hari waktunya habis untuk memikirkanbadannya. Ikut senam, diet dan membeli bermacam-macam obat supaya tubuhnyatetap bagus. Secara tidak langsung orang seperti ini justru tersiksa dengankeindahan tubuhnya.Sekali lagi, kita memang harus meningkatkan potensi fisik, namun potensi initidak identik dengan kemuliaan seseorang, jika tidak mampu menjaganya denganhati-hati.Potensi yang kedua adalah akal. Kita dikaruniai akal oleh Allah dan akalinilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal kitadapat memikirkan ayat-ayat Allah di alam ini sehingga kita dapat mengeloladan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.Kendati demikian, potensi akal juga bukanlah potensi yang dapat menentukanmulia atau tidaknya seorang manusia. Di Indonesia ini begitu banyak orangyang pintar, tapi mengapa Indonesia masuh juga terpuruk? Setiap tahunpuluhan ribu sarjana dikeluarkan oleh kampus-kampus yang ternama. Tapimengapa korupsi masih juga merajalela? Rasanya kecil kemungkinan kalaukorupsi itu dilakukan oleh orang-orang yang bodoh. Bagaiamana tidak? Uangnegara, uang rakyat yang dikuras jumlahnya bukan hanya dalam bilangan jutaanatau miliaran, tapi juga triliunan rupiah. Kalau orang bodoh rasanya diatidak akan kuat berpikir jauh-jauh seperti itu. Artinya pintar tidak identikdengan kemuliaan. Jika tidak hati-hati, mempunyai anak pintar juga tidakselalu identik dengan kebahagiaan. Ada yang anaknya pintar sementara orangtuanya hanya lulusan SD atau SMP, malah jadi menghina orang tuanya.Demikianlah memang. Badan yang kuat tidak selalu menggambarkan kemuliaan,akal pikiran yang pintar juga tidak selalu membuat oang menjadi mulia. Jadiapa sih yang bisa membuat orang mulia?Inilah potensi ketiga yang ada pada diri manusia yang tidak setiap orangmampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah yang dinamakan hati. Hatiinilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadimulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadimulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Ada sebuahsyair yang mungkin bisa menggambarkan betapa hati bisa sangat berpengaruhpada kehidupan seseorang."Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, semangat hidup kan gigih,prestasi mudah diraih; Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk,akhlaqpun kan terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang,hidup susah tetap tenang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengantenang; Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit,lahir batin terasa sakit".Masya Allah, andaikan hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalanihidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, maka pikiran pun bisamenjadi cerdas. Kenapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengkiatau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sebab, kalau tidak hati-hatibenar maka hidup kita itu sangat melelahkan. Sekali saja kita tidak sukakepada seseorang, maka lambat laun kebencian itu akan memakan waktu,produktivitas dan memakan kebahagiaan kita, kita akan lelah memikirkan orangyang kita benci.Karenanya bila hati kita bersih, maka pikiran bisa menjadi jernih. Tidak adawaktu buat iri, semua input kan masuk dengan mudah, karena tidak ada ruanguntuk meremehkan siapa pun. Akibatnya kita akan memiliki akses data yangsangat tinggi, akses informasi yang benar-benar melimpah, akses ilmu yangbenar-benar meluas, ujungnya akan mampu mengambil ide-ide yang cemerlang dangagasan-gagasan yang jitu.Berbeda dengan orang yang sombong, dia akan merasa bahwa dirinyalah yangpaling tahu semua hal. Akibatnya, dia tidak pernah mau mendengar masukandari orang lain. Padahal setiap orang tentu memiliki kelemahan. Dan untukmemperbaiki kelemahan itulah kita membutuhkan koreksi dan masukan dari oranglain.Dengan kebersihan hati, insya Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebihbrilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuanberpikir lebih cepat dari orang lain. Namun orang yang kotor hatinya, cumaakan berjalan di tempat. Dia kan sibuk memikirkan kekurangan orang lain,yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadisempit.Coba perhatikan jika ada anjing, kerbau, atau ada ular, di lapangan yangsangat luas, tentunya relatif tidak akan menjadi masalah. Apa lagi jikalapangannya teramat sangat luas, sebab ruang untuk bergerak jauh lebihleluasa. Tapi apa bila kita sedang da di kamar mandi, lalu muncul seekortikus saja, pasti akan menjadi masalah. Kita tidak akan nyaman, jijik, ataumalah ketakutan. Artinya bagi orang-orang yang berhati sempit, perkara kecilsaja bisa menjadi masalah besar, apalagi perkara yang benar-benar besar.Jika hati bersih maka wajah pun akan memancarkan kecerahan dan penuhkeramahan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga demikian. Beliau tidak pernahberjumpa dengan oang lain kecuali dalam keadaan tersenyum cerah. Senyum yangpenuh keikhlasan memang sangat bernilai besar, karena selain menjadishadaqah juga akan menyehatkan tubuh. Bahkan menurut para ahli, senyum ituhanya menggunakan 17 otot, sedangkan cemberut 32 otot, makanya orang yangsering cemberut akan mengalami kelelahan otot.Dalam berbicara pun kita harus sangat berhati-hati, sebab tak jarang melaluitutur kata, akan terlihat derajat seseorang. Sebab mulut ini ibarat tekoyang mengeluarkan isinya. Jika di dalamnya berisi kopi tentu yang keluarjuga kopi, tapi jika isinya air yang bening pasti keluar air yang bening.Orang yang berkualitas itu, jika berbicara ada struktur dan cirinya. Kalaudia berbicara yang keluar adalah ide atau gagasan, hikmah, solusi, ilmu danzikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. Kalau bunyi ituefektif. Semakin banyak omongan sia-sia, maka semakin turun kualitas orangitu, padahal ciri-ciri kualitas keislaman orang itu dilihat bagaimanakesanggupan menahan diri dari sesuatu yang sia-sia. Kalau kita selaluberusaha mengendalikan hati, detak jantung normal, wajah cerah, lisan enak,dan badan sehat. Lebih dari itu bergaul dengan siapa pun akan menyenangkan.Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk mengenal potensi yangtermahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri. Hidupkan hati denganmemperbanyak ilmu, memperbanyak ibadah, dan zikir. Ladang untuk berkaryateramat luas, hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup inimenjadi lebih indah dan penuh makna.Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Kita tidakbisa mengatur dan menata hati, kecuali dengan memohon pertolongan Allah agarDia selalu menjaga hati kita. Hati adalah pangkal kehidupan. Jika Allahmemberi hati kita yang bening, kita akan banyak mendapat keuntungan dan bisamenjadi apa saja sesuai dengan keinginan. Bisnis bisa menjadi lancar dansukses, menjadi pemimpin yang dicintai, suami yang dihormati, ayah yangdisegani, menjadi apa pun bisa terwujud jika akhlak kita mulia di sisiAllah. Dan kuncinya adalah Qalbun Salim, yaitu hati yang selamat, selamatdari segala kebusukan. Sebab kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milikorang-orang yang berhati bersih. Semoga kita termasuk di dalamnya.Amin.Wallahu a'lam bishowab (pikiran-rakyat)[mq]***
Sumber ; Ceramah Mingguan Aa Gym Daarut Tauhid Bandung

2. KUPU-KUPU
Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana.
"Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?" Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"
Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. "Ya...tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu" sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.
Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.
Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar.
Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah." Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.
"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."
"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."
Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.
Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.
Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh. Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.
Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya. *****
Sumber : Embun Hati
3. Belajar dari semut
Dari semua jenis binatang yang ada di dunia, semut tergolong binatang yang paling rajin bekerja. Ada beberapa hal yang dapat kita teladani dari sikap hidup bangsa semut.
Pelajaran #1 : Semut tidak pernah menyerah
Pernahkah anda mencoba menghentikan jalannya sederetan semut ? Apakah mereka berhenti total dan menunggu sampai rintangan itu berlalu? Tidak sama sekali. Mereka akan mencoba kekiri atau kekanan, mereka juga berusaha melewati rintangan, bahkan mereka mendaki rintangan agar dapat menyeberang ke jalan bebas hambatan. Berapa kali pun rintangan dihadapkan, mereka akan terus mencari jalan yang lain. Mereka tidak akan berhenti mencoba sampai mendapatkan jalan keluar.
Pelajaran #2 : Semut selalu memikirkan musim dingin sepanjang musim panas
Kebiasaan kerja keras dan pemikiran untuk terus bekerja sebelum halangan datang merupakan ciri khas dari bangsa semut. Pada musim panas, ketika para binatang lainnya menikmati hangatnya sinar mentari, bangsa semut telah mempersiapkan diri untuk mengahadapi musim dingin terburuk sekalipun. Mereka tidak pernah menganggap remeh tantangan dan terus bekerja untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mereka mengetahui bahwa musim panas tidak selamanya hadir dalam hidup mereka. Itu sebabnya mereka mempersiapkan makanan untuk menyongsong datangnya musim dingin.
Pelajaran #3 : Semut memikirkan musim panas pada saat musim dingin
Bangsa semut juga membenci musim dingin karena pekerjaan mereka terhambat. Namun, mereka adalah bangsa yang berpikir positif karena mempunyai keyakinan bahwa musim dingin juga pasti berlalu. Ketika hari mulai hangat, seekor semut akan keluar dari sarangnya dan mencoba apakah ia mampu bertahan di udara terbuka ; jika masih dingin juga mereka akan kembali. Sikap ini adalah sikap semangat yang cinta akan pekerjaan mereka dan tidak sabar untuk berprestasi.
Pelajaran #4 : Daya penciuman yang tajam terhadap setiap kesempatan
Ada pepatah yang mengatakan ” ada gula ada semut.” Semut selalu mencari kesempatan lebih dulu dibandingkan binatang lain. Penciuman yang tajam membuat mereka selalu mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Oleh karena sikap mereka yang terus-menerus bekerja, ketika kesempatan datang, mereka tidak menyia-nyiakannya.

Pelajaran #5 : Mengumpulkan sebanyak-banyaknya hasil panen pada musim panas.
Bangsa Semut tidak pernah berdiskusi seberapa banyak hasil yang harus mereka kumpulkan. Mereka terus mengumpulkan bahkan pada hari terakhir musim panas. Mereka tidak menjatahkan diri berapa yang harus mereka capai. Akan tetapi, mereka mengeluarkan segala kemampuan untuk mengoptimalisasi hasil terbaik mereka.
****
Belajarlah dari semut, sikap pantang menyerah sampai tercapainya tujuanlah yang membedakan antara yang gagal dan para juara sejati. Jangan mundur, maju terus, lihatlah ke depan dan belajarlah dari masa lalu, tetaplah positif dan raihlah kesempatan yang ada di depan mata. ****


















Dunia Ini Bau Terasi

Tersebutlah sebuah kisah tentang seorang kakek berjanggut panjang yang hidup di sebuah desa. Kakek ini memiliki 2 orang cucu yang tinggal bersamanya di gubuk kecil di pinggir desa tersebut. Pada suatu ketika, sang kakek tertidur pulas di ranjang di dalam kamarnya. Pada saat itulah kedua cucunya melakukan hal yang kurang ajar; mereka mengoleskan potongan terasi busuk ke janggut sang kakek. Pada sore harinya sang kakek terbangun dan mencium bau terasi yang tak sedap di sekelilingnya. Sambil bersungut marah ia berteriak “ Waduh, kamar ini sangat bau. “ Ia kemudian mencoba mencari tahu dimana letak sumber bau tersebut, kemudian ia beralih ke ruangan lainnya. Bau terasi terus dirasakan walau ia tak menemukan sumbernya. Akhirnya keluarlah ia dari rumah dan bau terasi tersebut tetap terasa. Di luar rumah, sang kakek akhirnya berteriak “ Dunia ini bau terasi !”.

(Disadur oleh Sugiyono dari Fight Like A Tiger Win Like A Champion, Darmadi D & Imam M)

Hakikatnya, “ bau terasi “ itu ada pada diri kita sendiri dan bukan pada lingkungan kita. Jika anda merasa lingkungan memberikan respon negatif terhadap diri Anda, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah koreksi diri. Jangan-jangan, sumber kesalahan sebenarnya terletak pada diri Anda sendiri.



Nilai Basic Mentality :
Fokus Pada Kerjasama : Tidak menyalahkan orang lain.









Cinta Monyet

Si Anto adalah anak SD kelas satu......selain juara di kelasnya, dia cukup ganteng juga lah. Dia punya satu teman sekolah namanya Clara.
...si Clara cantik dan manis.

Singkat cerita, si Anto jatuh hati sama si Clara...ternyata Clara juga punya hati ama si Anto. Suatu hari, karena kagak tahan lagi si Anto berkata kepada si Clara,"Clara, kamu tahu aku suka kepadamu. Sayang kita masih kecil.....bila nanti kita udah dewasa, kita menikah ya...?!"

Dengan wajah yang memerah merona, si Clara menjawab" Anto, bukannya
aku menolak....aku sih mau aja... Tapi dalam keluarga kami, kami hanya menikah sesama kerabat saja. Paman menikah dengna bibi, kakek menikah dengan nenek, dan bahkan papa menikah dengan mama...... padahal kan kamu bukan kerabat aku Anto."

Mendengar jawaban si Clara, si Anto tidak masuk satu minggu karena patah hati....

Pesawat Artis

Sebuah pesawat udara, yang dipenuhi artis-artis Indonesia, sedang terbang,
untuk tour musik bersama. Tiba-tiba, mesin pesawat rusak satu.
"Pesawat kehilangan tenaga, kita bisa jatuh, cepat semua barang bawaan harap dibuang keluar!" perintah pilot.
Setelah barang bawaan dibuang pesawat bias terbang lagi walau dengan tiga mesin. Tapi, sialnya, tak lama mesin mati lagi.
Kembali pesawat kehilangan tenaga. "Beban mesti dikurangi, harus ada yang rela berkorban," kata pilot.
Tak lama kemudaian Titik Puspa berdiri, "Saya yang paling senior, saya lakukan demi generasi muda." Lalu dia melompat keluar. "Aaaaaa.......!!!!"
Tapi pesawat masih tetap kekurangan tenaga, karena beban berat. Sang pilot meminta supaya beban kembali dikurangi...
Lalu penyanyi, Ello, dengan gagah berdiri dan berkata, "Pergi untuk kembali," lalu dia juga melompat keluar. "Aaaaaaaaa......!!!!!"
Tapi, pesawat tetap keberatan. "Masih ada satu orang harus berkorban," kata pilot.
Penumpang lain pun tampak pucat, ketakutan.
Lalu Rhoma Irama berdiri, semua mata menatapnya. "Demi moral bangsa!"
katanya. Lalu dia mendorong Inul keluar pesawat. "Aaaaaaa.........!!!!"
Dasar Pak Haji gak tau diri.......



0 komentar:

Template by : geni212